twitter



Gus tf Sakai mungkin adalah sastrawan Indonesia yang “rewel” dan “sulit” apabila ditanya biografinya. Selalu, ia akan balik bertanya, “Sebagai penulis puisi atau prosa?” Ia memang menulis dengan dua nama: Gus tf untuk puisi dan Gus tf Sakai untuk prosa (padahal keduanya tampak seperti tidak berbeda).


Proses kreatifnya berkembang sejak kanak-kanak, seiring dengan kegemaran berolahraga (di antaranya sepak bola dan bela diri), yang dimulai dari menggambar, lalu menulis puisi dan esai di buku harian. Publikasi pertamanya berupa cerita pendek yang memenangi Hadiah I sebuah sayembara ketika ia duduk di bangku kelas 6 SD tahun 1979. Sejak kemenangan itu dan ia tahu bahwa menulis dapat mendatangkan uang (yang amat membantu bagi kebutuhan sekolahnya), ia tidak lagi dapat berhenti menulis dan sering mengikuti sayembara menulis puisi, cerpen, novelet, novel, dan esai. Namun, dalam berkas yang dikirimkan Panitia Indonesia, Pusat Bahasa, kepada Panitia The SEA Write Award 2004 di Bangkok, pada kolom isian Tentang diri sendiri (Awardees to write about himsef), Gus tf Sakai menulis: “… Sampai kini berusia 38 tahun ini, kadang saya merasa masih seperti 25 tahun lalu ketika pertama mulai menulis: kecil, gugup, berasal dari keluarga miskin, yang karena keterbatasan finansial dalam ketakterbatasan impian kanak-kanak jadi tumbuh dalam dunia yang paradoks dan banyak ketakmungkinan.Walaupun tidak dapat dikatakan berkecukupan, ia tampak sangat menikmati profesinya. Ia pun tumbuh sebagai sastrawan Indonesia yang menonjol di generasinya. Agak aneh bahwa hampir tidak ditemukan perbincangan atau kajian terhadap karya Gus tf Sakai sehingga khazanah sastra Indonesia tidak begitu tahu bagaimana (keunggulan) karyanya

0 komentar:

Posting Komentar

Winnie The Pooh Glitter