Gubernur marah besar. Panitia pemilihan Ratu Kecantikan 2008 dipanggil. Mereka dicecer dengan berbagai pertanyaan. Mengapa dari 9 wanita tercantik pilihan masyarakat tidak seorang pun adalah putri daerah?
“Kalau begitu apa gunanya ada pemilihan Ratu Kebaya, Ratu Dangdut, Ratu Kaca Mata, Ratu Mercy, Kontes Mirip Bintang, Miss ini-itu yang setiap bulan diadakan di mall-mall sampai salon-salon kecantikan kagetan kayak jamur di musim hujan? Apa betul putri daerah kita tidak ada yang cantik. Berarti kebanyakan mereka semua akan jadi perawan tua, karena pria kuta lebih mengagumi putri-putri dari luar sana? Ini tragedi!”
0
komentar
Posted in
Jadi begitulah. RUU PORNOGRAPHY lolos di DPR. Banyak orang bersedih.Tetapi yang lain berpesta, seakan-akan segala kebejatan berhasildiberantas. Di rumah, anakku Ami nampak kesakitan. Ia bahkan tak maupergi ke kampus padahal ada tentamen.
Aku terpaksa menghibur.
“Beginilah resikonya hidup dalam alam demokrasi Ami. Yang menangadalah yang lebih banyak, meskipun belum tentu lebih bener. Jaditabahlah hadapi kenyataan.”
Ami mengangguk. Tapi wajahnya tambah berat.
0
komentar
Posted in
“Kebudayaan Jawa adalah kebudayan kasur tua!” kata Rendra dengan tandas dalam sebuah diskusi di Yoga pada akhir tahun 60-an, kata seorang budayawan yang diwawancari di televisi itu.
“Banyak orang tersinggung dan kaget. Itu bukan saja terlalu berani tetapi juga kurangajar. Kebudayaan Jawa yang tinggi, berciri kontemplasi dan melahirkan monumen yang mencengangkan dunia seperti Borobudur, Prambananan, buku Nagara Kertagama, Arjuna Wiwaha dan sebagainya itu, bagaimana mungkin hanya sebuah kasur tua?”
0
komentar
Posted in
“Ini bukan hanya masalah tari pendet. Bukan hanya masalah orang Bali. Ini harga diri kita sebagai bangsa. Kita tersinggung! Pulau direbut, hutan dicuri, TKI disiksa bahkan ada yang mati. Warisan budaya, tarian, bahkan masakan diklaim sebagai milik mereka. Ini sudah melanggar hukum. Satu kali oke, kedua kali masih oke, tapi kalau sudah berkali-kali namanya menantang. Kalau dibiarkan nanti jadi kebiasaan. Kita bisa dianggap bangsa kelas dua yang boleh diremehkan. Tidak! Kita harus marah! Apa mau mereka memanas-manaskan tungku yang sudah mendidih? Mentang-mentang kaya! Sakit hati karena pernah kita ganyang? Oke sekarang kita juga sakit hati. Dan berkali-kali! Kepala sudah beku karena coba dididingin-dinginkan. Kita tidak tahan lagi, kita harus ganyang!”.
0
komentar
Posted in
Ami heboh membongkar-bongkar almari. Dia mencari baju yang berwarna pink. Setidak-tidaknya yang bernuansa pink. Ada pesta Valentine di kampus. Warna itu menjadi tiket masuk. Warna lain akan ditolak. Kecuali mau beli kaus oblong dari panitia yang berwarna pink. Tapi harganya selangit.
“Buat apa beli kaus oblong 200 ribu, kan pakainya juga hanya sekali,”kata Ami terus membongkar.
Bu Amat ikut membantu Ami mencari-cari, sampai-sampai terlambat menyiapkan makan malam. Amat langsung protes.
0
komentar
Posted in
Hanya laut. Hanya kekosongan. Dunia hanyalah laut dan langit yang dibatasi garis tipis melingkar, membentuk garis lingkaran yang tiada pernah berubah jaraknya, meski perahuku melaju menembus angin yang bergaram. Bibirku terasa asin dan rambutku menyerap garam, tapi kutahu cintaku belum akan berkarat bila tiba di pulau itu. Bagaimana cinta akan berkarat hanya karena sebuah jarak dari Labuan Bajo ke Komodo, jika cinta ini belum juga berkarat setelah mengarungi berabad-abad jarak, dari suatu masa ketika cinta pertama kali ada?
1 komentar
Posted in
Barang siapa ingin menyaksikan pilot berwajah kocak, tengoklah Pilot Bejo. Kulitnya licin, wajahnya seperti terbuat dari karet, dan apakah dia sedang gemetar ketakutan, sedih, atau gembira, selalu memancarkan suasana sejuk. Karena itu, kendati dia suka menyendiri, dia sering dicari.
Kalau dilihat dari ilmu pengetahuan, entah apa, mungkin pula sosiologi, dia masuk dalam kawasan panah naik. Hampir semua neneknya hidup dari mengangkut orang lain dari satu tempat ke tempat lain. Ada leluhurnya yang menjadi kusir, lalu keturunannya menjadi masinis, dan setelah darah nenek moyang mengalir kepada dia, dia menjadi pilot.
1 komentar
Posted in
0
komentar
Posted in
Selanjutnya, ibu dari dua orang anak, yaitu Salsabila dan Adam Putra ini aktif menulis cerpen, puisi, dan resensi di media sekolah. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Namun, kuliah yang dijalaninya tidak tamat. Dia harus menjalani istirrahat karena sakit yang dideritanya.
0
komentar
Posted in
0
komentar
Posted in
Putu Wijaya - Sastrawan Serba Bisa
Ia sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga menulis skenario film dan sinetron. Sebagai dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron. Harian Kompas dan Sinar Harapan kerap memuat cerita pendeknya. Novelnya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Memenangkan lomba penulisan fiksi baginya sudah biasa. Sebagai penulis skenario, ia dua kali meraih piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan: Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, Nyali.
0
komentar
Posted in
Putu Wijaya - Sastrawan Serba Bisa
Ia sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga menulis skenario film dan sinetron. Sebagai dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971,
0
komentar
Posted in
Pendidikan Formal:
1994 - Sarjana, Fakultas Film & Televisi, Institut Kesenian Jakarta
2000 - Magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia
2005 - Doktor Ilmu Sastra, Universitas Indonesia
Penghargaan yang pernah di peroleh, antara lain:
1987 - SEA Write Award
1997 - Dinny O’Hearn Prize for Literary
2005 - Khatulistiwa Literary Award
Aktivitas dan kesibukan: Wartawan, Fotografer, Dosen, dan tentu saja Penulis
*****************************************************
PROFIL
Seno Gumira Ajidarma
Sumber: Pusat Data dan Analisis TEMPO
SASTRAWAN yang satu ini sosok pembangkang. Ayahnya Prof. Dr. MSA Sastroamidjojo,
0
komentar
Posted in
0
komentar
Posted in
Dia menulis dan selalu menulis. Entah apa yang dia tulis di buku itu. Buku bersampul biru dengan gambar sepasang sayap yang merekah lebar. Gadis pendiam itu selalu menulis dalam kesendiriannya. Laura namanya. Gadis berkacamata yang berambut panjang dan hitam itu termasuk dalam golongan anak pintar. Rambutnya tidak terurai bebas karena selalu terikat oleh pita rambutnya yang lucu dan terlalu lucu untuk dipakai gadis kelas 3 Sma. Dia jarang bergaul dengan teman-teman satu kelasnya. Laura lebih banyak berdiam dari pada berbicara yang tidak penting. Kegemarannya adalah menulis dan membaca buku. Dia selalu menulis kejadian setiap hari ke dalam buku diary nya. Perpustakaan adalah tempat yang selalu di tujunya bila istirahat. Teman-teman sekelasnya selalu membicarakan hidupnya yang sunyi sepi.
0
komentar
Posted in
0
komentar
Posted in